
"Laodato Si" berasal dari bahasa Italia yang berarti "Pujian Bagi-Mu", merupakan ensiklik dari Paus Fransiskus pada Mei 2015 yang mengajak kita untuk menjaga dan merawat alam dari kerusakan. Paus Fransiskus menuliskan argumen teologinya tentang pentingnya mengatasi perubahan iklim dan melindungi lingkungan. Ia menjelaskan kerusakan yang terus-terusan dilakukan oleh manusia terhadap lingkungan sebagai “satu tanda kecil dari krisis etika, budaya dan spiritual modernitas". Solusinya, menurutnya membutuhkan pengorbanan dan “revolusi budaya” di seluruh dunia.
Menanggapi hal baik tersebut, maka institusi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Stella Maris Makassar mengimplementasikan "laodato si" melalui penanaman 500 pohon mangrove di pantai Untia, Kelurahan Untia, Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar, Sul-Sel. Melalui kegiatan tersebut diharapkan dapat mencegah abrasi di pantai Untia sebagai perwujudan menjaga dan merawat alam dari kerusakan. Kegiatan ini juga diselenggarakan dalam rangka 200 tahun kongregasi SJMJ, 80 tahun pendidikan Stella Maris dan hari bakti yayasan Yoseph Yeemye ke 69 tahun.
Kegiatan tersebut telah dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 17 Maret 2022 dari pukul 09.00-11.00 WITA. Kegiatan tersebut dihadiri oleh civitas akademik STIK Stella Maris yang terdiri dari Dosen, Tenaga kependidikan dan mahasiswa. Selain itu juga dihadiri oleh kongregasi SJMJ, Yayasan Ratna Miriam dan Yayasan Joseph Yeemye. Jumlah peserta yang hadir sekitar 150 orang.
Kegiatan tersebut dibuka oleh Kepala Kelurahan Untia (Bapak Alwan Januar Setiawan, S.STP) dan disaksikan oleh Babinpotmar Lant-VI (Bapak Moh. Rozikin), Ketua LPM Kel Untia (Bapak Dinasuddin Bundu) serta warga sekitar pantai Untia. Semoga kegiatan ini dapat bermanfaat bagi masyarakat sekitar Kel Untia dan menjadi wadah untuk menjaga dan merawat alam sebagai implementasi dari laodato si.